Langsung ke konten utama

Makalah Tanaman obat Indonesia



MAKALAH TANAMAN OBAT INDONESIA


 







Disusun oleh

                                     
Nama         : Isna Agustiyani

                                      Kelas          : X.1 Farmasi              



TANAMAN OBAT INDONESIA



A. Kencur (Kaempferia galanga L.)

1.     Klasifikasi Tanaman
·         Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
·         Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
·         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
·         Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
·         Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
·         Sub Kelas: Commelinidae
·         Ordo: Zingiberales
·         Famili: Zingiberaceae (suku jahe-jahean)
·         Genus: Kaempferia
·         Spesies: Kaempferia galanga L.       
2.    Nama-nama Tanaman
Daerah :
·         Kencur (bahasa Jawa)
·         Cikur (bahasa Sunda)
·         Ceuko (bahasa Aceh)
·         Kencor (Madura)
·         Cekuh (bahasa Bali)
·         Kencur (bahasa Melayu)
·         Sukung (Manado)
·         Asauli, Sauleh, Soul, Umpa (bahasa-bahasa di Maluku)
·         Cekir (Sumba). 
Asing :
Humula (Benggala), kamung (Burma), prao atau shan nai (Cina), dan herba a kemfer (Perancis).
3.    Deskripsi Tanaman
Kencur (Kaempferia galanga L.) adalah salah satu jenis empon-empon/tanaman obat yang tergolong dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae). Rimpang atau rizoma tanaman ini mengandung minyak atsiri dan alkaloid yang dimanfaatkan sebagai stimulan. Nama lainnya adalah cekur (Malaysia) dan pro hom (Thailand). Dalam pustaka internasional (bahasa Inggris) kerap terjadi kekacauan dengan menyebut kencur sebagai lesser galangal (Alpinia officinarum) maupun zedoary (temu putih), yang sebetulnya spesies yang berbeda dan bukan merupakan rempah pengganti. Terdapat pula kerabat dekat kencur yang biasa ditanam di pekarangan sebagai tanaman obat, temu rapet (K. rotunda Jacq.), namun mudah dibedakan dari daunnya.Nama kencur dipinjam dari bahasa Sanskerta, kachora, कचोर, yang berarti temu putih (Curcuma zedoaria).

4.   Syarat Tumbuh
Untuk pertumbuhan kencur yang optimal diperlukan lahan dengan agroklimat yang sesuai. Agroklimat yang baik untuk budidaya kencur adalah iklim tipe A, B dan C (Schmidt & Ferguson), ketinggian tempat 50 - 600 m dpl., temperatur rata-rata tahunan 25 - 30O C,jumlah bulan basah 5 - 9 bulan per tahun dan bulan kering 5 - 6 bulan, curah hujan per tahun 2 500 – 4 000 mm, intensitas cahaya matahari penuh (100%) atau ternaungi sampai 25 - 30% hingga tanaman berumur 6 bulan, drainase tanah baik, tekstur tanah lempung sampai lempung liat berpasir, kemiringan lahan < 3%, dengan jenis tanah latosol, regosol, asosiasi antara latosol-andosol, regosol-latosol serta regosol-litosol, dengan kemasaman tanah 4,5 – 5,0 atau bisa ditambahkan kapur pertanian (kaptan/dolomit) untuk meningkatkan pH sampai 5,5 – 6,5. Disamping itu, lahan juga harus bebas dari penyakit terutama bakteri layu.

5.    Pengolahan Pasca Panen
Tahapan pascapanen kencur meliputi penyortiran, pencucian, pengirisan, pengeringan, pengemasan dan penyimpanan. Setelah panen, rimpang harus secepatnya dibersihkan untuk menghindari kotoran yang berlebihan serta mikroorganisme yang tidak diinginkan. Rimpang dibersihkan dengan disemprot air yang bertekanan tinggi, atau dicuci dengan tangan. Bila mengalami kesulitan, rimpang harus direndam dalam air untuk beberapa lama, kemudian disikat dengan sikat halus agar tidak melukai kulit rimpang.
pascapanen
Setelah pencucian, rimpang dikering-anginkan sampai kulit rimpang tidak berair lagi. Untuk penjualan segar, kencur dapat langsung dikemas. Tetapi bila diinginkan dalam bentuk kering atau simplisia, maka perlu dilakukan pengirisan rimpang dengan ukuran 1- 4 mm berbentuk bulat atau lonjong dengan panjang 1 – 5 cm dan lebar 0,5 – 3 cm. Rimpang yang sudah diiris, selanjutnya dikeringkan langsung di bawah sinar matahari atau dengan pengering buatan/oven pada suhu 40 – 50° C. Bila kadar air telah mencapai sekitar 10%, yaitu bila rimpang bisa dipatahkan, pengeringan telah dianggap cukup. Kemudian rimpang kering dapat dikemas dalam peti, karung atau plastik yang kedap udara, dan dapat disimpan dengan aman, apabila kadar airnya rendah.
1.      Pengemasan
Persyaratan bahan kemasan untuk produk yang diperdagangkan antara lain : – dapat menjamin mutu produk yang dikemas – mudah dipakai – tidak mempersulit penanganan – dapat melindungi isi pada waktu pengangkutan – tidak beracun dan tidak bereaksi dengan isi – mempunyai bentuk dan rupa yang menarik. Bahan kemasan yang banyak digunakan biasanya terbuat dari plastik, kertas, kayu, karung goni. Untuk kemasan simplisia sebaiknya digunakan peti yang tertutup rapat atau bisa juga karung plastik dan karung goni. Kemasan yang digunakan harus cukup kuat untuk ditumpuk, sehingga memungkinkan penggunaan ruang secara maksimum dalam penyimpanan sambil menunggu pengolahan. Selain itu, harus rapat untuk mencegah masuknya bahan padat atau lengas dari luar dan mencegah penguapan pada waktu pengangkutan, penyimpanan dan penjualan. Sedangkan pengemasan untuk minyak atsiri harus disesuaikan dengan sifat minyak. Wadah yang digunakan harus tidak bereaksi dengan minyak, tidak dapat dilalui oleh cahaya dan tidak dipengaruhi oleh udara dan air
2.      Penyimpanan
Gudang tempat penyimpanan harus bersih, sejuk, gelap, udaranya cukup kering dan berventilasi. Untuk mencegah pencemaran terhadap barang yang disimpan, gudang harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum barang dimasukkan; menambal lubang-lubang yang ada dengan semen; menempatkan jenis barang yang sesuai dan memberinya pembatas. Ventilasi harus baik dan suhu ruang rendah, karena hama menyukai udara yang lembab dan panas. Untuk mengurangi gangguan serangga bisa dilakukan fumigasi secara berkala. Bahan yang telah dikeringkan dapat disimpan untuk waktu yang cukup lama asalkan kondisi ruang penyimpanan diperhatikan secara tepat dan benar. Pokok pertama yang harus dilakukan adalah cara pengolahan yang tepat dan higienis.
6.    Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis
Rimpang kencur mengandung minyak asiri yang terdiri atas borneol, methyl-p-cumaric acid, dnnamicacid ethyl ester, pentadecane, cinnamic aldehyde, dan camphene. Selain itu, rimpang kencur mengandung alkoloid, mineral, flavonoid, pati, dan gum. Efek farmakologis tanaman kencur adalah untuk menambah daya tahan tubuh serta menghilangkan masuk angin dan kelelahan.
7.    Khasiat dan Cara Pemakaian
·         Obat Keseleo
Satu buah kencur dan tambahkan dengan beras yang sudah direndam. Lumatkan bahan-bahan tersebut dang tambahkan air secukupnya.
Cara pemakaian = Oleskan racikan pada bagian yang oleso.
·         Obat flu batuk pada bayi
Untuk flu : Satu buah kencur, ambil sebesar ibu jari saja, kemukus (lada berekor/ Cubeb) lalu tumbuk sampai halus, tambahkan air hangat kurang lebih 3sendok teh. 
Cara pakai = Oleskan diseputar hidung bayi.
Untuk batuk : ambil kencur dan kemudian kupas buang kulitnya, parut dan setelah di parut peras dan ambil sarinya, tambahkan kurang lebih satu sendok air hangat.
Cara pakai = Diminumkan kepada bayi.
·         Obat alami Sakit Kepala
2-3 lembar daun kencur ditumbuk sampai halus, dioleskan sebagai kompres pada dahi.
·         Menghilangkan Darah Kotor
Empat buah rimpang kencur kira-kira sebesar ibu jari, Dua lembar daun trengguli, dan tambahkan Dua biji cengkeh kering, adas pulawaras secukupnya.
Semua bahan tersebut direbus bersama dengan 1 atau 1/2 liter air sampai mendidih kemudian disaring.  
Cara pakai = Minum 2 kali sehari secara teratur.
·         Obat tradisional Memperlancar haid
Ambil 2 buah kencur sebesar ibu jari, tambahkan 1 lembar daun trengguli, kemudian 1 biji buah cengkeh tua, adas pulawaras secukupnya.
Racikan : Cingcang kencur, Rebus dengan 1,1/2Liter, bersamaan dengan semua bahan yang sudah disediakan, tunggu sampai mendidih dan angkat jika airnya kira-kira sudah dua gelas
Cara pakai = Minum sekali sehari Dua cangkir sekaligus.
B. Bangle (Zingiber purpureum Roxb.)
1.    Klasifikasi Tanaman
Kerajaan                 : Plantae
(tidak termasuk)    : Monocots
(tidak termasuk)    : Commelinids
Ordo                        : Zingiberales
Famili                       : Zingiberaceae
Genus                      : Zingiber
Spesies                    : Z. purpureum
2.    Nama-Nama Tanaman
Nama Ilmiah: Zingiber purpureum Roxb.)
Nama Lokal : mungle (Aceh), bungle (Tapanuli), kunik bolai (Tanah Minang), panglai (Pasundan), pandhiyang (Madura), bale (Makassar), panini (Bugis), unin makei (Ambon).

3.    Deskripsi Tanaman
Herba semusim, tumbuh tegak, tinggi 1-1,5 m, membentuk rumpun yang agak padat, berbatang semu, terdiri dari pelepah daun yang dipinggir ujungnya berambut sikat. Daun tunggal, letak berseling. Helaian daun lonjong, tipis, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi rata, berambut halus, jarang, pertulangan menyirip, panjang 23-35 cm, lebar 20-40 mm, warnanya hijau. Bunganya bunga majemuk, bentuk tandan, keluar di ujung batang, panjang gagang sampai 20 cm. Bagian yang mengandung bunga bentuknya bulat telur atau seperti gelendong, panjangnya 6-10 cm, lebar 4-5 cm. Daun kelopak tersusun seperti sisik tebal, kelopak bentuk tabung, ujung bergerigi tiga, warna merah menyala. Bibir bunga bentuknya bundar memanjang, warnanya putih atau pucat. Bangle mempunyai rimpang yang menjalar dan berdaging, bentuknya hampir bundar sampai jorong atau tidak beraturan, tebal 2-5 mm. Permukaan luar tidak rata, berkerut, kadang-kadang dengan parut daun, warnanya coklat muda kekuningan, bila dibelah berwarna kuning muda sampai kuning kecoklatan. Rasanya tidak enak, pedas dan pahit.
4.    Syarat Tumbuh
Tanaman bangle bisa tumbuh subur jika dibudidayakan di daerah terbuka dengan mempunyai pasokan cahaya matahari yang cukup. Proses penanamannya sangat mudah dilakukan, hanya menggunakan rimpangnya saja kemudian diletakan di dalam tanah. Namun sebaiknya dipilih rimpang yang sudah dewasa dan memiliki berat antara 25 sampai 40 gram.  Jika dilihat secara sekilas dan belum mengeluarkan bunga tanaman bangle mirip dengan jahe. Selain ditanaman di lahan khusus, ada sebagian petani yang membudidayakan bangle secara tumpang sari dengan tanaman lain misalnya palawija. Adapun jarak penanamannya sekitar 40 sentimeter. Setelah ditunaskan dalam pot atau polybag selama 1 sampai 1,5 bulan dapat dipindah di lahan terbuka sampai dewasa. Dibanding jenis tanaman herbal lainnya, bangle membutuhkan waktu lebih lama untuk dipanen. Tanaman ini bisa diambil rimpangnya jika sudah berusia sekitar 12 bulan dan berwarna kuning segar. Sebelum memasuki masa panen, tanaman bangle akan mengeluarkan bunga majemuk seperti tandan yang keluar dari ujung batang. Panjang gagang bunga ini sekitar 20 cm dan bunganya berbentuk lonjong menyerupai telur ayam dengan ukuran panjang antara 6 sampai 10 cm dan lebar 4 sampai 5 cm. Warnanya putih, namun lama kelamaan akan berubah jadi merah pucat. Di setiap rimpangnya bangle mempunyai beberapa jenis kandungan atau zat kimia. Beberapa diantaranya yaitu pinen, sineol dan seskuitterpen-seskuitterpen. Sedangkan mineralnya antara lain adalah lemak, albuminoid, getah pahit, gula, analgesik, anti inflamasi, antiseptik, minyak astiri dan beberapa asam organic.
5.    Pengolahan Pasca Panen
Panen rimpang dilakukan setelah tanaman berumur 1 tahun. Produksi rimpang segar 10-30 ton/ha. Rendemen minyak 5% dari rimpang kering, sehingga produksi minyak 75-250 kg/ha/tahun.

6.    Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis
EFEK FARMAKOLOGIS: Rimpang berbau khas aromatik, rasanya agak pahit dan agak pedas. Penurun panas (anti piretik), peluruh kentut (karminatif), peluruh dahak (expectorant), pembersih darah, pencahar (laksan), obat cacing (vermifuge).

KANDUNGAN KIMIA: Rimpang:Rimpang Bangle mengandung minyak atsiri (sineol, pinen), damar, pati, tanin.
7.    Khasiat dan Cara Penggunaan
·         Demam dan masuk angin : Ambil 15 gr rimpang bangle yang segar dicuci lalu diparut.kemudian Tambahkan 1/2 cangkir air panas dan 2 sendok makan madu. Diaduk merata lalu diperas dan disaring, minum. Lakukan 2 kali sehari.
·         Sakit perut/ Perut mules : Siapkan Rimpang bangle, rimpang jahe, kencur dan lempuyang wangi, masing-masing 1/2 jari tangan dicuci lalu diiris tipis-tipis.Lalu rebus dengan 1 gelas air bersih sampai tersisa 1/2 gelas.Setah dingin disaring, lalu diminum.
·         Sakit kepala : Untuk mengobati sakit kepala cukup siapkan Rimpang segar secukupnya dicuci bersih lalu diparut.Tambahkan sedikit air sampai menjadi adonan seperti bubur. Dipakai sebagai pilis pada dahi/ditempelkan di dahi
·         Sakit kuning : Ambil 1/2 jari rimpang bangle dicuci bersih lalu diparut. Tambahkan air masak dan madu masing-masing 1 sendok makan. Peras dan saring, minum. Lakukan secara teratur 2 kali sehari.    
·         Nyeri sendi (rheumatic) : Ambil Rimpang segar secukupnya dicuci Ialu diparut, tambahkan arak sampai menjadi adonan seperti bubur encer. Borehkan kebagian sendi yang sakit.

C. Kunci Pepet
1.    Klasifikasi Tanaman (Kaempferia rotunda L.)
 Devisi : Spermatophyta
Subdivisi: Angiospermae
Kelas: Monocotyledoneae
Bangsa : Zingiberales
Suku : Zingiberaceae
Marga: Kaemferia
Jenis : Kaemferia rotunda L
2.    Nama-nama Tanaman
Bahasa Latin: Kaemferia rotunda L.
Nama Daerah :
temu rapet, ardong (Jawa)
 kunir putih (Sunda)
 konce pet(Madura)  Dan Bahasa Melayu: temu putri, temu rapet.
3.    Deskripsi Tanaman
Kunci Pepet adalah tanaman yang dapat tumbuh di dataran rendah dengan ketinggian kurang dari 750 m dpl. Tanaman kunci pepet banyak ditemukan di Sumatera dan Jawa. Selain itu, juga ditemukan di India, Srilangka, dan Malaysia.Kunci pepet juga bisa ditemukan tumbuh liar di beberapa tempat di bagian timur Jawa sampai ketinggian kurang dari 750 m dpl. Tanaman kunci pepet atau kunir putih juga sering disebut kunyit putih atau “Curcuma alba”, sebutan nama latin yang salah.Kunci pepet mempunyai daun bercorak indah dan tumbuhnya tidak tinggi maka sosoknya menyerupai tanaman hias sehingga sering ditanam di pekarangan atau di dalam pot.Selain digunakan sebagai campuran jamu tradisional, kunci pepet juga sering digunakan untuk kosmetika tradisional.Secara umum, kunci pepet dikategorikan sebagai tanaman terna tahunan dengan tinggi antara 30 hingga 70 cm.Tanaman ini tumbuh merumpun dengan batang semu yang tumbuh dari rimpangnya.Kunci pepet mempunyai daun tunggal dengan helaian daun berbentuk lanset dan panjang antara 20-30 cm dan lebar antara 7,5-10 cm. Daun mempunyai ujung runcing, pangkal berpelepah, tepi rata, warnanya hijau muda dengan bagian tengah bercorak warna cokelat. Kunci pepet memiliki bunga yang keluar dari rimpang dengan batang semu yang amat pendek.Bunga bisa tumbuh menggerombol, sering mekar beberapa kuntum sekaligus, warnanya ungu muda kemerahan. Selain itu, kunci pepet mempunyai akar yang berdaging membentuk rimpang yang tidak terlalu besar, yaitu seukuran telur puyuh.
4.    Syarat Tumbuh

5.    Pengolahan Pasca Panen

6.    Kandungan Kimia Dan Efek Farmakologis
Zat yang Dikandung dan Khasiat Obat dari Kunci Pepet:
Komposisi zat yang dikandung tanaman kunci pepet cukup banyak, di antaranya pada rimpang terdapat minyak asiri berwarna kuning muda, agak berbau, mengandung borneol, sineol, metil khavikol, dan saponin. Khasiat obat yang sering dibuktikan adalah sebagai antiradang, peluruh kentut (karminatif), dan mempercepat penyembuhan luka.
7.    Khasiat Dan Cara Penggunaan
Mulas
Iris-iris 10 g rimpang kunci pepet segar, lalu rebas dalam 1 gelas air selama 15 menit. Setelah dingin saring air rebusan lalu minum sekaligus 1 kali sehari.
Pelangsing
Iris-iris 10 g rimpang kunci pepet segar, lalu rebas dalam 1 gelas air selama 15 menit. Setelah dingin saring air rebusan lalu minum 3 kali sehari dengan dosis yang sama.
Pengumpalan darah dan mengencerkan nanah pada luka organ dalam
Potong tipis-tipis 20 g rimpang kunci pepet dan 30 g daun sambiloto, lalu rebus dengan 600 ml air sampai tersisa 300 ml. Saring air rebusannya lalu minum sekaligus 1 kali sekali saat hangat.
Catatan :
Wanita hamil dilarang minum ramuan ini
Cara mengeringkan : Cuci bersih, uapkan, jemur, lalu giling sampai menjadi serbuk.
Seperti halnya kehidupan itu banyak sekali penyakit entah itu menimpa ke siapa namanya juga hidup pasti mengalami sakit kali ini saya jelaskan tentang khasiat tumbuhan kunci pepet bagi kesehatan yang mampu mengobati penyakit seperti di atas lengkap dengan cara penggunaannya dan semoga info yang saya berikan ini bermanfaat buat kita semua agar selalu sehat.
D. Lempuyang (Zingiber amaricans BL.)
1.    Klasifikasi Tanaman
Klasifikasi Lempuyang:
  • Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
  • Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
  • Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
  • Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
  • Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
  • Sub Kelas: Commelinidae
  • Ordo: Zingiberales
  • Famili: Zingiberaceae (suku jahe-jahean)
  • Genus: Zingiber
  • Spesies: Zingiber americana Bl
2.    Nama-nama Daerah
Nama daerah : lampuyang (Sunda), lempuyang (Jawa).
3.    Deskripsi Tanaman
Lempuyang sejak  dari zaman dulu dikenal sebagai jamu/obat tradisional. Berupa tanaman herba Indonesia rendah sampai tinggi, perennial, batang asli berupa rimpang di bawah tanah, tinggi lebih dari 1 m. Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah rimpangnya. Rimpang lempuyang terdiri dari : lempuyang gajah, lempuyang emprit, dan lempuyang wangi. Rimpang lempuyang bsa juga dimasak sebagai lauk makan nasi putih, biasanya digunakan untuk lauk makan seorang ibu yang habis melahirkan.
4.    Syarat Tumbuh
Tanaman ini banyak tumbuh liar. Tempat yang disukainya adalah daerah dengan ketinggian 0 - 1200 mdpl.
5.    Pengolahan Pasca Panen

6.    Kandungan Kimia dan Farmakologi
Saponin, flavonoid, minyak atsiri, Minyak atsiri 0.62 % (terutama sesquiterpenketon), Berdasar hasil kromatogram gas terdeteksi 21 komponen minyak atsiri, Minyak atsiri yang sama dengan jenis lempuyang lainnya : β- linalool, α-caryophyllene, camphor, Kadar air : 9.39 %, Kadar pati : 52.14 % (terbesar dari jenis lempuyang yang lain), Kadar serat : 10.76 % (terbesar dari jenis lempuyang yang lain).
7.    Khasiat dan Cara Penggunaan
Ada beberapa khasiat lempuyang untuk pengobatan, diantaranya sebagai berikut :
a.       Penambah nafsu makan.
Rimpang lempuyang pahit sebanyak 150 gram dicuci bersih kemudian diparut halus. Hasil parutan direbus dengan 2500 cc air hingga air tersisa separuh. Untuk menghilangkan rasa pahit, ramuan dapat ditambah 50 gram gula merah. Saring dahulu sebelum diminum. Pengobatan dilakukan 3 kali sehari, cukup satu sendok makan.
b.       Batuk rejan atau kinghus.
Tumbuk campuran rimpang lempuyang pahit, kayu manis cina, dan bawang merah yang sudah dipanggang. Selanjutnya, peras hasil tumbukan. Minum air hasil perasan tersebut hingga batuk sembuh.
c.        Alergi udang atau ikan laut.
Iris tipis-tipis rimpang lempuyang pahit, lalu seduh seperti teh. Minum ramuan setiap hari hingga gejala alergi hilang.
d.       Kaki encok.
Rimpang lempuyang pahit ditumbuk, lalu ditambahkan dengan minyak kelapa dan abu dapur hingga berbentuk tapal. Selanjutnya tapal dioleskan pada kaki yang sakit. Ramuan ini juga berguna sebagai obat bengkak-bengkak di badan.
e.       Rematik di kaki atau obat gosok.
Rimpang lempuyang wangi dikupas. Selanjutnya, rimpang dilumatkan bersama dengan cabe jawa. Selanjutnya hasil lumatan ditambahkan nasi kering. Ramuan tersebut dapat ditempelkan pada bagian tubuh yang sakit.
f.        Penambah darah.
Rimpang lempuyang wangi diparut, lalu dicampur dengan gula jawa. Hasil campuran tersebut kemudian direbus dengan air secukupnya. Air hasil rebusan diminum sehari 3 kali masing-masing sebanyak 1 sendok makan.
E.  Lengkuas ( Alpinia galanga L.)
1.    Klasifikasi Tanaman
Kingdom : Plantae ( Tumbuhan )                                            - Famili : Zingiberaceae
Subkingdom : Tracheobionta ( Tumbuhan berpembuluh )      - Genus : Alpinia
Super Divisi : Spermatophyta ( Menghasilkan biji )               - Spesies : Alpinia galanga L. Swartz
19.jpgDivisi : Magniliophyta ( Tumbuhan berbunga )
Kelas : Liliopsida ( Berkeping satu/ monokotil )
Sub kelas : Commelinidae
2.    Nama-nama Daerah
Nama daerah : langkueh (Minang), lengkueus (Gayo), lengkueueh (Aceh), halawas (Batak), laos (Jawa), laja (Sunda), langkuas (Banjar), dan aliku (Bugis).
3.    Deskripsi Tanaman
Lengkuas adalah terna tegak yang tingginya 2 m atau lebih. Batangnya yang muda keluar sebagai tunas dari pangkal batang tua. Seluruh batangnya ditutupi pelepah daun. Batangnya ini bertipe batang semu. Daunnya tunggal, bertangkai pendek, berbentuk daun lanset memanjang, ujungnya runcing, pangkalnya tumpul, dan tepinya rata. Ukurannya daunnya adalah: 25-50 cm  7-15 cm. Pelepah daunnya berukuran 15-30 cm, beralur, dan berwarna hijau. Perbungaannya, majemuk dalam tandan yang bertangkai panjang, tegak, dan berkumpul di ujung tangkai. Jumlah bunga di bagian bawah lebih banyak daripada di atas tangkai, dan berbentuk piramida memanjang. Kelopak bunganya berbentuk lonceng, berwarna putih kehijauan. Mahkota bunganya yang masih kuncup pada bagian ujung warnanya putih, dan bawahnya berwarna hijau. Buahnya termasuk buah buni, bulat, keras, dan hijau sewaktu muda, dan coklat, apabila sudah tua. Umbinya berbau harum, ada yang putih, juga ada yang merah. Menurut ukurannya, ada yang besar juga ada yang kecil. Karenanya, dikenal 3 kultivar yang dibedakan berdasarkan warna dan ukuran rimpangnya.Rimpangnya ini merayap, berdaging, kulitnya mengkilap, beraroma khas, ia berserat kasar, dan pedas jika tua. Untuk mendapatkan rimpang muda yang belum banyak seratnya, panen dilakukan pada saat tanaman berusia 2,5-4 bulan.
4.    Syarat Tumbuh
Lengkuas ditemukan menyebar di seluruh dunia. Untuk tempat tumbuhnya, lengkuas menyukai tanah gembur, sinar matahari banyak, serta sedikit lembap, tapi tidak tergenang air. Kondisi tanah yang disukai berupa tanah liat berpasir, banyak mengandung humus serta beraerasi dan drainase baik.Umumnya tanaman ini tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian 1200 mdpl.
5.    Pengolahan Pasca Panen
Meliputi pemanenan, pencucian, perajangan dan peneringan.

1. Pemanenan
Waktu panen simplisis rimpang lengkuas di tandai dengan berakhirnya pertumbuhan vegetative seperti daun menunjukkan gejala kelayuan secara fisiologis. Pada keadaan ini rimpang telah berukuran optimal dan umur di lahan 10-12 bulan untuk lengkuas.
Pemanenan dilakuakn dengan cara membnongkar rimpang dengan garpu atau cagkul secara hati-hati agar tidak terluka atau rusak. Tanah yang menempel pada rimpang di bersihkan dengan cara di pukul pelan-pelan sehingga tanah terlepas.
2. Pencucian
Rimpang yang telah di hilangkan batang, daun dan karnya tersebut kemudioan di bawa ke tempat pencucian. Rimpang direndam di dalam bak pencucian selama 2-3 jam. Selanjutnya rimpang di cuci sambil disortasi. Setelah bersih, rimpang segera di tiriskan dalam rak-rak peniris selama satu hari. Penirisan sebaiknya di lakukan dalam ruangan atau ditempat yang tidak terkena sinar matahari langsung.
3. Perajangan
Perajangan untuk mempermudah pengeringan rimpang lengkuas. Jika lengkuas hendak dikonsumsi dalam keadaan segar maka perajangan tidak perlu di lakukan. Dan rimpang dapat segera di manfaatkan setelah di cuci dan ditiriskan.
Perajangan dapat menggunakan mesin atau perajang manual. Arah irisan melintng agar sel-sel yang mengandung minyak atsiri tidak pecah. Dan kadarnya tidak menmurun akibat penguapan. Tebal irisan rimpang antara 4-6 mm.
Untuk mendapatkan warna dan kualitas lengkus yang bagus, setelah perajangan rimpang lengkuas diuapi dengan uap panas atau di celup dalam air mendidih selama 1 jam sebelum dikeringkan.
4. Pengeringan
Pengeringan rimpang lengkuas dapat menggunakan matahari langsung, alat pengering beretenaga sinar matahari, di angin-anginkan, atau memakai mesin pengeringan.
a. Dengan matahari langsung
Pengeringan dilakukan di tempat cahaya matahari langsung. Sistem ini menggunakan waktu yang agak lama tergantung intensitas dan lama penyinaran .
b. Penmgeringan dengan alat berenergi cahaya matahari.
Masih tergantung pada intensitas cahaya dan lama penyinaran, tetapi waktunya relative lebih singkat. Untuk itu, bahan di hamparkan di atas rak pengering.
c. Pengeringan dengan mesin
Pengeringan dengan mesin selain lebih cepat juga hasilnya lebih berkualitas. Hal yang perlu di perhatik an dalam pengeringan dengan ,mesin pengering ini adalah suhu pengeringan yang tepat. Untuk rimpang lengkuas sebaiknya di gunakan suhu pengeringan antara 40-60 0c. waktu yang dibutuhkan 3-4 hari.
5. Pengemasan
Setelah rimpang mencapai derajat keekringan yang di inginkan, selanjutnya dapat segera di kemas untuk menghindari penyerapan kembali uap air oleh rimpang.pengemasan dilakukan dengan hati-hati agar rim pang tidak hancur.
Simplisia segera di simpan atau diangkut ke pasar.

6.    Kandungan Kimia dan Farmakologi
Rimpang lengkuas mengandung minyak asiri berwarna kuning kehijauan. Minyak asiri tersebut terdapat methyl cinamate 48%, cineol 20-30%, kamfer, alpinen, galangin, dan eugenol (yang membuat pedas). Selain itu rimpang lengkuas mengandung sesquiterpane, camphor, galangol, cadinine, hydrates hexahydrocadelene dan kristal kuning. Tanaman yang satu ini banyak mengandung senyawa kimia yang sangat baik untuk tubuh. Buahnya juga mengandung caryophyllene oxide, caryophyllene 1, 2, isorhamnetin, kaemferide, galangin, dan galangin 3.sedangkan pada bagian rimpangnya mengandung asiri sebanyak 2%, metilsinamat, sineol, kafer, eugenol, galangol, dan juga galangol. Selain bersifat diuretik, tanaman lengkuas juga memiliki textur rasa yang sedikit pedas( mint), hangat, dan juga berguna untuk mentralisir racun, menurunkan panas, menghilangkan rasa sakit, obat jamur, menyegarkan tubuh, memperkuat sistem lambung, dan juga meningkatkan nafsu makan (stomakik) seseorang.
7.    Khasiat dan Cara Penggunaan

Kesehatan

1. Memberikan rasa nyaman di perut : Makan lengkuas dapat membantu mengurangi ketidaknyamanan di perut yang disebabkan oleh peradangan atau penyakit lain. Sehingga dapat dipergunakan untuk membantu mengurangi, muntah, mabuk perjalanan serta dapat mengurangi gejala diare. Selain itu, di Cina lengkuas digunakan sebagai obat cegukan, dimana penggunaannya di kombinasikan dengan manfaat ginseng.
2. Menurunkan deman : Lengkuas mengandung analgesik dan antipiretik yang dapat membantu mengurangi rasa sakit seperti demam, serta dapat mengurangi infeksi akibat bakteri dan jamur. Selain itu, batang bawah dari galangal ini, telah menunjukkan efek penghambatan in vitro pada banyak bakteri patogen seperti anthrax bacillus, hemolitik streptokokus dan berbagai strain staphylococcus.
3. Mengurangi gangguan pernafasan : Lengkuas dapat digunakan sebagai pengobatan infeksi saluran pernapasan bagian atas seperti bronkitis kronis dan batuk. Hal ini seperti di temui pada :
4. Menjaga kesehatan mulut : Ekstrak akar lengkuas dapat digunakan sebagai obat kumur sehingga dapat mengurangi sariawan, radang gusi dan radang lainnya di mulut dan tenggorokan dan dapat digunakan untuk menghilangkan bau mulut (halitosis).
5. Mengurangi resiko kanker : Sebuah studi yang dilakukan para peneliti dari Inggris menunjukkan bahwa lengkuas mengandung manfaat flavonoid galangin. Galangin terbukti memiliki anti-oksidatif untuk menangkal radikal bebas. Zat ini dapat memodulasi enzim kegiatan dan menekan genotoxicity bahan kimia. Selain itu, lengkuas juga memiliki kandungan minyak atsiri. Para peneliti telah menunjukkan minyak atsiri ini bisa meningkatkan permeasi kulit dari fluorouracil.
6. Menurunkan lipid : Kandungan flavonoid utama yang ada di lengkuas seperti galangin, quercetin dan kaempferol bisa menghambat lemak asam.
7. Dapat menurunkan resiko rematik : Di negara-negara Timur Tengah, lengkuas digunakan sebagai bahan ramuan untuk mengobati reumatik dan arthritis.

Kulit
1. Mencegah penuaan dini : Jus lengkuas dapat diterapkan untuk berbagai pengobatan penyakit kulit. Kandungan lengkuas terdiri dari 40 manfaat antioksidan yang membantu melindungi kulit terhadap penuaan.
2. Mempertahankan keremajaan kulit : Kandungan antioksidan dalam lengkuas mampu menghilangkan racun-racun dari tubuh dan meningkatkan sirkulasi darah. Hal ini menyebabkan pelepasan nutrisi ekstra untuk jaringan kulit, sehingga mampu mencegah radikal bebas yang merusak kulit, serta menjaga keremajaan kulit.
3. Mengobati bekas luka bakar : Ramuan lengkuas dapat berguna sebagai alternatif penyembuhan kulit terbakar. Ketika ramuan ini dioleskan pada kulit yang terbakar, ia dapat meringankan rasa sakit dan dapat juga untuk menyembuhkannya seperti manfaat minyak kelapa. Anda juga dapat menggosok irisan segar lengkuas pada kulit 2 sampai 3 kali setiap hari untuk mengurangi bekas luka.
4. Membersihkan bekas jerawat : Lengkuas dapat bertindak sebagai pembersih antiseptik yang dapat membantu menjaga kulit agar tetap terlihat bersih, cerah dan halus. Ramuan ini berfungsi untuk merevitalisasi dan mencerahkan kulit. Selain itu, lengkuas juga dapat menjadi obat alami untuk penyembuhan jerawat. Kandungannya dapat mengurangi pembentukan jerawat dengan membersihkan bakteri dari kulit.

Rambut

1. Obat penyakit rambut : Lengkuas dapat digunakan sebagai obat Ayurvedic untuk mengobati penyakit yang berhubungan dengan rambut dan kulit kepala.
2. Mengoptimalkan pertumbuhan rambut : Minyak hasil olahan lengkuas dapat membantu proses pertumbuhan rambut. Penggunaan lengkuas pada kulit kepala dapat meningkatkan sirkulasi darah, dengan demikian dapat membantu pertumbuhan rambut. Kandungan asam lemak lengkuas juga sangat membantu rambut tipis, yaitu dengan cara mencampurkan ramuan lengkuas dengan minyak jojoba lalu diterapkan pada rambut yang mulai menipis.
3. Perawatan rambut kering dan rapuh : Kandungan senyawa penting seperti manfaat vitamin, zinc dan fosfor memperkuat akar rambut dan membuatnya lebih bersinar, sehingga rambut tidak mudah kering dan juga rapuh.
4. Mengurangi rambut bau : Selain dapat memperkuat rambut, ekstrak lengkuas juga akan membantu mengurangi bau rambut yang tidak enak.
5. Mengatasi kerusakan pada rambut : Ekstrak lengkuas juga dapat digunakan untuk pengobatan berbagai kondisi buruk pada rambut seperti ketika rambut terkena polusi, terlalu sering terkena panas, maupun jenis kerusakan yang lain.
6. Menghilangkan ketombe : Ketombe merupakan masalah yang umum terjadi di kulit kepala. Ekstrak lengkuas yang bertindak sebagai antiseptik akan sangat membantu dalam menyingkirkan ketombe secara permanen. Minyak yang diekstrak dari lengkuas dapat diterapkan pada kulit kepala. Atau, campurkan dengan manfaat minyak zaitun maupun minyak wijen. Selain itu, ekstrak lengkuas juga dapat dicampur dengan jus lemon untuk diterapkan pada kulit kepala untuk mengobati ketombe.
Cara pemakaian di masyarakat
Mengobati influenza
Rimpang lengkuas 1 jari, daun patikan kerbau ¼ genggam, daun prasman ¼ genggam, bawang putih 3 butir, gula-enau 3 jari, dicuci dan dipotong-potong seperlunya, direbus dengan air bersih 3 gelas sehingga hanya tinggal kurang lebih ¾ nya, sesudah dingin disaring lalu diminum (3 x sehari).
Pengobatan Bronkitis
Rimpang lengkuas 1 jari, dicuci bersih lalu digiling halus-halus, diberi air masak 3 sendok makan, dan garam sedikit, diperas dan disaring lalu diminum (2 x sehari).7)
Mengobati panu
Rimpang lengkuas ditumbuk bersama-sama dengan garam, hasil tumbukan digunakan dengan cara menggosokannya pada kulit yang terkena panu. Setelah itu berjemur di bawah sinar matahari sebentar.





F.    Temu Item (Curcuma aeruginosa)
1.    https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiiJ1_ryFHvUEV4P7XRCR_3qAB-Zokq1RnP_ieYrnvAG7_F0L8qvc3xRP_mQgDwbfVPvPa-tp7ezQYXCEX1aSLttSiT6KZIBK3UNF2fHDck-U84tf-U9_TIL608K2Kj26vEEooPDb3PwuM/s320/temu-hitam.jpgKlasifikasi Tanaman
Klasifikasi : Temu Hitam
Kingdom : Plantae
Sub kingdom: Tracheobionta
Super Divisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
Sub Kelas: Commelinidae
Ordo: Zingiberales
Famili: Zingiberaceae
Genus: Curcuma        
Spesies: Curcuma aeruginosa Roxb.
2.    Nama-Nama Tanaman

NAMA DAERAH Sumatera: temu erang, temu itam (Melayu). Jawa: koneng hideung (Sunda), temu ireng (Jawa). Nusa Tenggara: temo ereng (Madura), temu ireng (Bali). Sulawesi: tamu leteng (Makasar), temu lotong (Bugis).
NAMA asing Ezhu (China).
NAMA SIMPLISIA Curcumae aeruginosae Rhizoma (rimpang temu hitam).
3.    Deskripsi Tanaman
Temu hitam adalah terna yang tingginya dapat mencapai 2 m. Batangnya semu, dan tersusun atas kumpulan pelepah daun yang basah dan berwarna hijau. Daunnya berwarna merah lembayung-kecoklatan yang berwarna lebih gelap pada sepanjang tulang daunnya. Daunnya tunggal, panjang, dan terdiri atas 2-9 helai. Helaiannya berbentuk bundar memanjang sampai lanset, ujung dan pangkalnya runcing, berwarna hijau tua pada kiri-kanan tulang daun. Panjang daun 31–84 cm, dengan lebar 10–18 cm.


4.    Syarat Tumbuh



5.    Pengolahan Pasca Panen
Temu-temuan merupakan tanaman semusim dengan umur rata-rata sembilan bulan. Di Jawa, temu-temuan selalu tumbuh pada awal musim penghujan, yang biasanya jatuh pada bulan Oktober. Tanaman ini sudah akan menghasilkan umbi yang bisa dipanen pada bulan Mei atau Juni. Namun, kualitas umbi yang benar-benar baik hanya bisa diperoleh dari panen umbi yang dilakukan pada bulan Juli. Ketika itu daun dan batang semu tanaman sudah mongering, ketuaan umbi juga bisa dilihat dari penampilan rimpangnya sendiri. Rimpang yang telah tua berpenampilan gemuk, padat dengan sisik-sisik yang melingkarinya telah mengering. Dari satu rumpun tanaman, akan bisa dipanen bongkahan rimpang yang bisa langsung dipecah-pecah menjadi 4-5 bagian. Para petani biasanya menyeleksi rimpang yang cukup baik untuk benih. Ciri rimpang yang baik tersebut, selain ditentukan oleh diameter dan panjang, juga tingkat ketuaan dan ada tidaknya cacat.
Cara memanen :
  • Lakukan pemanenan saat bagian tanaman diatas permukaan tanah tampak mengering. Umur tanaman 10 bulan bila bibit berasal dari rimpang induk, atau 2 tahun bila bibit berasal dari rimpang anakan.
  • Gali tanah dengan garpu secara hati-hati.
  • Bersihkan rimpang dari tanah dan kotoran kemudian cuci dengan air hingga bersih.
  • Angin-anginkan rimpang hingga kering dari air.
  • Simpan rimpang di tempat yang bersih dan kering. 
Penjemuran hasil irisan rimpang empon-empon, paling baik dilakukan di atas anyaman bambu (widig) yang ditaruh di atas rak setinggi 1 m. Ukuran widig, lebar 1,5 m. dengan panjang sekitar 6 m. Penjemuran dengan wadah demikian akan menghasilkan kualitas rimpang kering paling baik. Setiap 2-3 jam, harus dilakukan pembalikan (pengadukan), agar proses pengeringan berlangsung lebih cepat dan kualitas umbi kering lebih baik. Untuk memperoleh irisan rimpang kering dengan kadar air 15%, diperlukan waktu pengeringan sekitar tiga hari dalam cuaca terik. Namun, agar kadar air mencapai 10%, rimpang kering tersebut perlu dikeringkan lagi dengan dryer. Baik dryer dengan sumber panas matahari, kayu, minyak bakar maupun listrik. Rimpang kering ini bisa langsung dipasarkan,
Pascapanen
Rimpang yang telah bersih itu selanjutnya ditiriskan kemudian dikeringkan dengan cara diangin-angin. Caranya dengan menghamparkannya di atas lantai yang bersih dan teduh. Tahap berikutnya, rimpang yang masih berkulit itu diiris dengan alat perajang. Alat ini berupa tempat untuk memasukkan rimpang, pisau perajang dan wadah penampung irisan.
Alat perajang ini bisa digerakkan secara manual dengan tangan, pedal sepeda (kaki) atau dengan mesin. Mesin perajang bisa bertenaga disel, bensin, dan tenaga listrik. Pilihan mesin perajang ini sangat ditentukan oleh volume rimpang temu-temuan yang akan dirajang. Semakin banyak volume temu-temuan yang akan dirajang, semakin diperlukan alat perajang yang lebih besar dengan mesin berpenggerak disel, bensin maupun listrik. Industri perajang komoditas pertanian umumnya menggunakan mesin berpenggerak listrik. Mesin portable dengan penggerak disel atau bensin, sebenarnya juga akan menjadi sangat ekonomis. Syaratnya, volume rimpang yang akan dirajang cukup besar, sementara jarak areal penanaman dengan lokasi pengolahan cukup jauh. Dalam kondisi demikian, pembersihan rimpang, pencucian dan pengeringanginan, seluruhnya dilakukan di lokasi panen. Setelah itu mesin perajang bertenaga BBM diangkut ke lokasi. Demikian pula dengan widig dan rak untuk menjemur. Di lokasi lahan inilah dilakukan perajangan rimpang. Hasil irisan langsung dijemur di lokasi.
Ada dua kualitas irisan rimpang kering. Pertama, rimpang diiris langsung tanpa dikupas. Kedua, rimpang dikupas dan dicuci baru kemudian diiris. Irisan rimpang yang dikupas ini, langsung dijemur sampai kering. Harga irisan rimpang kering kupasan, lebih tinggi dibanding dengan yang tidak dikupas. Pengupasan rimpang temu-temuan, paling tepat dilakukan dengan pisau yang terbuat dari bambu. Tujuannya, agar diperoleh kupasan yang relatif bersih, namun daging umbi tidak ikut terpotong. Sebab yang akan dibuang dari permukaan rimpang hanyalah kulit ari tipis. Pengupasan dengan pisau akan potensial membuang daging umbi cukup banyak.
Temu hitam banyak dipasarkan dalam bentuk umbi utuh yang telah besar dan tua dalam kondisi masih segar. Akhir-akhir ini, industri farmasi modern juga sudah mulai membutuhkan ekstrak rimpang temu-temuan dalam volume yang juga cukup besar. Untuk bisnis dengan skala yang besar, lebih baik memasarkan dalam bentuk simplisia, yang umum digunakan sebagai bahan obat atau industri jamu.
Cara membuat simplisia temu hitam, seperti juga jenis tanaman obat tradisional lainnya. Rimpang temu hitam yang telah dipanen, dibersihkan dan dirajang, serta dikeringkan atau dijemur secara tidak langsung. Simplisia temu hitam dilingkungan industri jamu dikenal sebagai Curcumae aeruginosae Rhizome dengan beragam kandungan didalamnya seperti minyak atsiri, zat pati, dammar, lemak, tanin dan zat warna biru. Dilingkungan pedesaan, temu hitam banyak dimanfaatkan sebagai obat tradisional yang cukup familiar ditelinga masyarakat. Generasi pendahulu banyak memanfaatkan temu hitam sebagai jamu penambah nafsu makan untuk anak-anak. Caranya rimpang temu hitam yang telah dicuci, diparut dan diperas dalam bungkusan kain yang bersih dan steril, sehingga keluar airnya dan minum secukupnya.
Banyak masyarakat Indonesia yang memanfaatkan temu hitam sebagai obat tradisional, diantaranya sebagai obat kudis, ruam dan borok. Untuk jenis penyakit ini, biasanya digunakan dalam bentuk tapal, caranya rimpang temu hitam ditumbuk dan dicampur minyak kelapa. Banyak juga jamu temu hitam yang digunakan sebagai zat penambah darah bagi ibu yang baru melahirkan.
6.    Kandungan Kimia
Rimpang temu hitam mengandung minyak atsiri, kurkumol, kurkumenol, isokurkumenol, kurzerenon, kurdion, kurkumalakton, lizeradulene, kurkumin, demetyokxykurkumin, bisdemethoxykurkumin.

7.     Efek Famakologi
Hasil penelitian pengaruh perasan rimpang temu hitam terhadap cacing askaris babi in vitro dan kontraksi usus halus (jejunum) marmut terpisah in vitro seperti berikut. Perasan rimpang dapat membunuh askaris babi seperti piperasin sitrat. Beningan rimpang dapat menekan amplitudo kontraksi spontan usus kelinci (FX.S.Dirdjosudjono, Taroeno, Sudjiman, dkk., Bagian Farmakologi, FKH dan Bagian Farmakologi Farmasi, FF UGM). 

8.    Khasiat Dan Cara Penggunaan
Berdasarkan penelitian daya membunuh cacing (anthelmintik) rimpang temu hitam pada cacing askaris babi secara in vitro, ternyata daya anthelmintik minyak asirinya paling kuat dibandingkan dengan perasan ataupun infus temu hitam (Taroeno, Kun Sumardiyah S., dan Sugiyanto, Bagian Biologi Farmasi, FF UGM). Telah dilakukan penelitian daya antelmintik rebusan rimpang temu hitam terhadap Ascaridia galli in vitro. Ternyata, rebusan irisan temu hitam dapat mematikan cacing dalam waktu 7--17 jam, sediaan rebusan parutan dalam waktu 11--20 jam, dan sediaan serbuk dalam waktu 11--25 jam.
 Kandungan minyak asiri terbesar pada sediaan irisan (Endah Eny Riayati, Fakultas Farmasi UGM, 1989. Pembimbing: Drs. Sudarto, Apt. dan Dra. Sri Sumarni, SU). Kadar minyak asiri maksimum terdapat pada waktu rimpang belum bertunas dan mengeluarkan batang/ daun. Kadar minyak asiri yang tumbuh di Hortus Medicus Tawangmangu selama tumbuh berkisar 0,25%-0,50% (A. Indrawati, Supardi, Laboratorium Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi UGM, 1979).


CARA PENGGUNAAN
  • Untuk obat yang diminum, gunakan rimpang sebanyak 1--2 jari tangan.
  • Untuk pemakaian luar, cuci rimpang segar secukupnya, lalu kupas dan giling sampai halus.
  • Tambahkan minyak kelapa, aduk merata, lalu gunakan untuk menutup kudis, borok, dan ruam kulit.
CONTOH PEMAKAIAN
  • Membangkitkan nafsu makan : Ambil temu hitam (seukuran ibu jari), cuci, dan iris tipis-tipis. Rebus dengan dua gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring, lalu bagi untuk dua kali minum, pagi dan sore hari, sebelum makan.
  • Membersihkan setelah melahirkan : Cuci temu hitam (dua jari tangan), lalu buang kulitnya. Tumbuk sampai halus, tambahkan setengah cangkir air panas, lalu aduk merata. Setelah dingin, saring dengan sepotong kain dan minum sekaligus. Lakukan selama tiga hari setelah melahirkan.
  • Batuk berdahak, sesak napas : Cuci rimpang segar temu hitam (25 g), lalu potong tipis-tipis. Rebus dengan dua gelas air sampai mendidih selama 20 menit. Setelah dingin, saring, lalu bagi dua sama banyak untuk diminum pada pagi dan sore hari.
G. Temu Kunci (Boesenbergia pandurata)

1.    temu-kunci-tanaman3.jpgKlasifikasi Tumbuhan
Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Boesenbergia

Spesies : Boesenbergia pandurata
2.    Nama-Nama Tanaman
Nama Lokal : Temu kunci (Indonesia), koncih (Sumatera), Tamu kunci (Minangkabau), Konce (Madura), Kunci (jawa tengah), Dumu kunci (Bima), Tamu konci (Makasar), Tumu kunci (Ambon), Anipa wakang (Hila-Alfuru), Aruhu Konci (Haruku), Sun (Buru) Rutu kakuzi (Seram), Tamputi (Ternate)
Nama asing : Fingerroot (Inggris), Krachai (Thailand), Chinese key (Cina).
3.    Deskripsi Tanaman
Rimpang temu kunci banyak dipakai untuk obat-obatan / ramuan tradisional. Ada juga sebagai bumbu masak, misalnya sayur bening. Selain itu, pelepah dan batang semu yang masih muda dapat dimakan mentah sebagai lalap/direbus untuk dijadikan sayuran. Rimpang biasanya tumbuh di bawah permukaan tanah secara mendatar dan beruas, sedikit keras, bersisik tipis, dan berbau harum. Anakan rimpang menggerombol kecil di sebelah rimpang induk, menyerupai rangkaian anak kunci. Kandungan kimia yang ada dalam tanaman ini adalah minyak atsiri (terdiri dari kamfer, sineol, metil sinamat, dan hidromirsen), damar, pati, saponin, flavonoid pinostrolerin, dan alipinetin. Karena khasiatnya cukup banyak, temu kunci mudah dipasarkan. Diantara khasiatnya untuk pengobatan memberantas cacing gelang, sukar kencing/ perut kembung, menyembuhkan sariawan, batuk kering, obat kurap. Selain itu temu kunci juga berfungsi untuk obat pencahar & perangsang keluarnya air seni. Selain bersifat analgetik (mengurangi rasa sakit), temu kunci juga berguna untuk mengobati radang indung telur.
Temu kunci berperawakan herba rendah, merayap di dalam tanah. Dalam satu tahun pertumbuhannya 0,3-0,9 cm. Batangnya merupakan batang asli di dalam tanah sebagai rimpang, berwarna kuning coklat, aromatik, menebal, berukuran 5-30 x 0,5-2 cm. Batang di atas tanah berupa batang semu (pelepah daun). Daun tanaman ini pada umumnya 2-7 helai, daun bawah berupa pelepah daun berwarna merah tanpa helaian daun. Tangkai daun tanaman ini beralur, tidak berambut, panjangnya 7-16 cm, lidah-lidah berbentuk segitiga melebar, menyerupai selaput, panjang 1-1,5 cm, pelepah daun sering sama panjang dengan tangkai daun; helai daunnya tegak, bentuk lanset lebar atau agak jorong, ujung daun runcing, permukaan halus tetapi bagian bawah agak berambut terutama sepanjang pertulangan, warna helai daun hijau muda, lebarnya 5-11 cm. Bunga tanaman ini berupa susunan bulir tidak berbatas, di ketiak daun, dilindungi oleh 2 spatha, panjang tangkai 41 cm, umumnya tangkai tersembunyi dalam 2 helai daun terujung. Kelopak bunganya 3 buah lepas, runcing. Mahkota bunganya 3 buah, warnanya merah muda atau kuning-putih, berbentuk tabung 50-52 mm, bagian atas tajuk berbelah-belah, berbentuk lanset dengan lebar 4 mm dan panjang 18 mm. Benang sarinya 1 fertil besar, kepala sarinya bentuk garis membuka secara memanjang. Lainnya berupa bibir-bibiran (staminodia) bulat telur terbalik tumpul, merah muda atau kuning lemon, gundul, 6 pertulangan, dan ukurannya 25×7 cm. Putik bunganya berupa bakal buah 3 ruang, banyak biji dalam setiap ruang.
4.    Syarat Tumbuh Tanaman
Tanaman ini banyak tumbuh dari daerah tropis dataran rendah. Waktu berbunganya pada bulan Januari-Februari, April-Juni. Daerah distribusi dan habitat tanaman ini adalah tumbuh liar pada dataran rendah, di hutan-hutan jati. Tanaman ini tumbuh baik pada iklim panas dan lembab pada tanah yang relatif subur dengan pertukaran udara dan tata air yang baik. Pada tanah yang kurang baik tata airnya (sering tergenang air, atau becek pertumbuhan akan terganggu dan rimpang cepat busuk) (Plantus, 2008). Perbanyakannya temu kunci dapat dilakukan dengan pemotongan rimpang menjadi beberapa bagian (tiap bagian terdapat paling sedikit 2 mata tunas) dan penanaman dilakukan pada jarak tanam 3000 cm.
5.    Pengolahan Pasca Panen
Untuk pemanenan, temu kunci dipanen setelah berumur 1 tahun. Setelah dilakukan pemanenan, dilakukan sortasi dan dicuci, kemudian dipotong menjadi bagian-bagian yang lebih kecil/tipis dan dikeringkan di tempat teduh dengan aliran udara yang baik. Untuk jumlah kecil disimpan dalam wadah tertutup rapat dan kedap cahaya (sebagai penyerap lembab udara dapat dengan charcoal= karbon aktif) (Plantus, 2008).
6.    Kandungan Kimia dan Efek Farmakologi
Rimpang temu kunci mengandung minyak atsiri 1,2% (pada rimpang segar 0,06% - 0,32% minyak atsiri). Komponen utama minyak atsiri terdiri dari  monoterpen, seskuiterpen, turunan fenilpropana antara lain : geranial, neral, kamfora, zingiberen, d-pinen, kamfen, 1,8-sineol (eucaliptol), d-borneol, geraniol, osimen, dimetoksi-4(-2-propenil), miristin, linalil propanoat, asam sinamat, kamfen hidrat, propenil guaikol, dihidrokarveol, linalool, etil-sinamat, etil p-metoksi sinamat, panduratin A. 1,4,6,8,10,11,16,17)
Kandungan kimia lain yaitu asam kavisinat dan golongan flavonoid yang terdiri dari pinosembrin (2,3-dihidrokrisin), 2',6'-dihidroksi-4'-metoksi kalkon, pinostrobin (5-hidroksi-7-metoksi flavanon), alpinetin, kardamomin, 2',4'-dihidroksi-6'-metoksi kalkon, boesenbergin A, 5,7-dimetoksiflavon. Pada jenis tumbuhan dengan rimpang berwarna merah mengandung pinostrobin, boesenbergin  A,  panduratin. Jenis rimpang berwarna putih mengandung 0,36% krotepoksid, sedang rimpang berwarna  hitam mengandung pinostrobin, 5,-dimetoksi-flavon, 5-hidroksi-7-metoksi-flavon dan 5-hidroksi-7,4'-dimetoksiflavon, 5,7,3',4'-tetrametoksiflavon; kaemferol-3,7,4'-trimetil eter; kuersetin-3,7,3',4-tetrametil eter.8) Minyak atsiri rimpang temu kunci (Boesenbergia pandurata) berefek pada pertumbuhan Entamoeba coli, Staphyllococus aureus dan Candida albicans, selain itu dapat berefek pada pelarutan batu ginjal kalsium secara in vitro.14,15,19,22) Perasan  dan  Infusa  rimpang  temu kunci memiliki daya analgetik dan antipiretik. 7,22) Di samping itu dapat mempunyai efek menggugurkan, resorpsi dan ber-pengaruh pada berat janin tikus. 13,23) Ekstrak rimpang yang larut dalam etanol dan aseton berefek sebagai antioksidan pada percobaan dengan minyak ikan sehingga mampu menghambat proses ketengikan. 20) Dari penelitian lain diperoleh informasi bahwa ekstrak temu kunci dapat menghambat bakteri isolat penyakit Orf (Ektima kontagiosa)
7.    Khasiat Dan Cara Penggunaan
Kegunaan di masyarakat
Rimpang temu kunci berkhasiat sebagai peluruh dahak/untuk menanggulangi  batuk, peluruh kentut, penambah nafsu makan, menyembuhkan sariawan, bumbu masak, pemacu  keluarnya air susu ibu (ASI).1,3,7,15,21)
Cara pemakaian di masyarakat
·         Sebagai peluruh kentut
- dibuat sediaan "juice" yang terdiri dari 3 jari rimpang; diminum untuk dosis tunggal   
- dibuat "tapal" dari sejumlah rimpang dan ditempelkan pada perut
- dibuat infusa yang terdiri dari 25  gram serbuk rimpang kering dengan 100 ml air mendidih, didiamkan sampai keadaan hangat; setelah disaring, diminum sebagai dosis tunggal. 1)
·         Sebagai penambah nafsu makan
Dibuat infusa yang terdiri dari 3 buah rimpang dan 110 ml air; atau diseduh, diminum 1 kali sehari 100 ml, diulang selama 14 hari.18)
Sebagai pemacu keluarnya air susu ibu (ASI)
20 gram rimpang temu kunci, dipotong kecil-kecil, direbus dengan 1 gelas air selama 15 menit kemudian ditambah ¼ sendok teh garam dapur, setelah dingin disaring dan diminum sekaligus.

H.  Alang-Alang ( Imperata cylindrica L. )
1.    Klasifikasi Tanaman

Impera cylind 071122-1347 stgd.jpg
Kingdom:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
I. cylindrica

2.    Nama-Nama Tanaman
NAMA DAERAH: Naleueng lakoe (Aceh); Jih (Gayo); Rih, Ri (Batak); Oo (Nias); Alalang, Hilalang, Ilalang (Minang kabau); Lioh (Lampung); Halalang, Tingen, Padang, Tingan, Puang, Buhang, Belalang, Bolalang (Dayak); Eurih (Sunda); Alang-alang kambengan (Jawa); Kebut, Lalang (Madura); Ambengan, Lalang (BaIi); Kii, Rii (FIores); Padengo, Padanga (Gorontalo); Deya (Bugis); Erer, Muis, Wen (Seram); Weli, Welia, Wed (Ambon).
 NAMA ASING: Cogon grass, satintail (En). Paillotte (Fr). Malaysia: lalang, alang-alang. Papua New Guinea: kunai (Pidgin), kurukuru (Barakau, Central Province). Philippines: kogon (Tagalog), gogon (Bikol), bulum (Ifugao). Burma (Myanmar): kyet-mei. Cambodia: sbö’:w. Laos: hnha:z kh’a:. Thailand: ya-kha, laa laeng, koe hee (Karen, Mae Hong Son). Vietnam: c [or] tranh. NAMA SIMPLISIA Imperatae Rhizoma; rimpang alang-alang.
3.    Deskripsi Tanaman
Agoes (2010:1) berpendapat, “Alang-alang adalah jenis rumput menahun dengan tunas panjang, bersisik, dan merayap dibawah tanah liat. Tanaman ini memiliki ujung (pucuk) tunas runcing dan tajam seperti ranjau duri yang muncul di tanah. Alang-alang berbatang pendek, menjulang naik ke atas tanah, dan tingginya berkisar 0,2 - 1,5 m. Bunganya terkadang memiliki rambut di bawah buku yang berwarna (merah) keunguan.”
Latief (2012:17) berpendapat,“...Tinggi 30 - 180 cm. Batang padat dan daun seperti rumput. Dalimartha (2006:2) berpendapat,“...Tanaman yang mudah menjadi banyak ini bisa ditemukan pada ketinggian 1 - 2.700 m di atas permukaan laut(dpl.). Terna setahun ini tumbuh tegak dengan tinggi 30 -1 80 cm, berbatang padat, dan berbuku-buku yang berambut jarang. Daun berbentuk pipa, tegak, berujung runcing, tepi rata, berambut kasar dan jarang. Warna daun hijau, panjang 12 - 80 cm, dan lebar 5-18 mm. Perbungaan berupa bulir majemuk dengan panjang  tangkai bulir 6 - 30 cm. Panjang bulir sekitar 3 mm, berwarna putih, agak menguncup, dan mudah diterbangkan angin. Pada satu tangkai terdapat dua bulir bersusun. Yang terletak di atas adalah bunga sempurna, sedang yang di bawah adalah bunga mandul. Pada pangkal bulir terdapat rambut halus yang panjang dan padat berwarna putih. Biji jorong dengan panjang sekitar satu mm berwarna cokelat tua. Akar kaku, berbuku-buku, dan menjalar”.
4.    Syarat Tumbuh Tanaman
Alang-alang sangat toleran terhadap faktor lingkungan yang ekstrim seperti kekeringan, terbakar dan hara yang miskin, tetapi tidak toleran terhadap air tergenang dan suasana ternaung, tumbuh pada tanah-tanah yang terbuka atau sedikit ternaung. Daerah penyebarannya sangat luas yaitu meliputi 0-2700 m di atas permukaan laut, di daerah tropik dan subtropik. Sangat mudah berkembang biak dan tersebar melalui rimpang dan biji yang sangat ringan (Nasution, 1986).
5.    Pengolahan Pasca Panen
Waktu Penyiraman Tanaman
Nah, biasanya lakukan penyiraman yang teratur setiap pagi hari dan sore hari,  berikan sinar matahari yang cukup dan air yang teratur tidak berlebihan dan tidak juga kekurangan. Itulah teknik penyiraman berkebun alang-alang putih.

Pemotongan daun
Tips selanjutnya adalah dengan pemotongan daun alang-alang yang sudah tua, agar tanaman ini nantinya bertunas dan semakin banyak.

Pemupukan yang paling tepat
Selanjutnya adalah dengan pemberian pupuk yang baik dan benar. Tips berkebun yang baik adalah dengan memberikan pupuk yang baik dan teratur serta tidak berlebihan. Baiknya gunakan pupuk kandang atau pupuk kompos. Tanaman alang-alang putih ini juga dapat digunakan sebagai tanaman hias untuk pelindung rumah dari sinar panas matahari.


Penyemprotan
Yang ini adalah berguna untuk agar tanaman yang satu terhindar dari hama belalang, cabuk dan nyamuk yang akan dapat merusak tanaman ini. Penyemprotan dilakukan setiap pagi atau sore hari dalam seminggu sekali.

Pembersihan dari rumput-rumput pengganggu
Selanjutnya adalah pembersihan dari rumput-rumput pengganggu pada bagian sisi-sisi tanah yang ada pada tanaman yang anda tanam ini. Jadi anda harus melakukan ini setiap 4 kali dalam 1 bulan.

Pengepakan
Selanjutnya adalah pengepakan yang akan anda jual.  Pengepakan tanaman yang satu ini harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak cacat. Nah, cara mengepak baiknya dibungkus dengan plastik yang rapi. Waktu pemetikan tanaman ini sebaiknya dilakukan pada waktu pagi hari.
6.    Kandungan Kimia
Kandungan :
Akar : metabolit yang telah ditemukan pada akar alang-alang ter.diri dari :
- Arundoin,
                                                     - Asam d-malat,
- Fernenol,
                                                       - Asam sitrat,
- Isoarborinol,
                                                  - Asam asetat,
- Potassium (0,75% dari berat kering),
- Silindrin,
                                                       - Asam oksalat,
- Simiarenol,
- Ampesterol,
                                                 
- Sejumlah besar kalsium dan 5-hidroksitriptamin.
- Stigmasterol,
- ß-sitosterol,
- Skopoletin,
- Skopolin,
- P-hidroksibenzaladehida,
- Katekol,
- Asam klorogenat,
- Asam isoklorogenat,
- Asam p-kumarat,
- Asam neoklorogenat



7.    Efek Farmakologi
 Infusa rimpang alang-alang berefek sebagai diuretika, atas dasar peningkatan konsentrasi elektrolit (Na,K,Cl) urin tikus putih jantan. Pemberian infusa akar alang-alang dengan dosis 40, 50, 60, 70 g/kg BB berefek antipiretik pada marmot. Infusa bunga alang-alang pada konsentrasi 10% dengan dosis 12 ml/ kgBB berefek antipiretik yang relatif sama dengan suspensi parasetamol 10% pada merpati. Uji Klinik: Dekokta akar alang-alang dengan dosis 250-300 g, 2 kali pagi dan sore dapat menyembuhkan 27 kasus dari 30 penderita nefritis akut. Pada nefritis kronis, herba alang-alang dapat mengurangi edema dan menurunkan tekanan darah. Dekokta herba 250 g dalam bentuk tunggal maupun dikombinasikan dengan rimpang dan daun Nelumbo nucifera dan daun Agrimonia pilosa dapat mengobati epistaksis (mimisan), hemoptisis (batuk darah), hematuri (kencing darah), menorrhagia, dan perdarahan gastrointestinal bagian atas. Di samping itu dilaporkan juga bahwa dekokta akar alang-alang dapat efektif untuk pengobatan hepatitis viral akut pada 28 kasus; biasanya digunakan bersama-sama dengan Plantago asiatica, Glechoma longituba dan tunas Artemisia capillaris. Toksisitas: Pada pemakaian sesuai aturan, praktis tidak toksik. Efek yang tidak dfinginkan: Pusing, mual, adanya peningkatan rasa ingin buang air besar, kadang-kadang terjadi pada penggunaan klinik. Teknologi Farmasi: Selulosa daun alang-alang mempunyai daya serap terhadap air yang relatif cukup baik dalam pembuatan tablet secara cetak langsung.
8.    Khasiat dan Cara Penggunaan
Manfaat : Penyakit Yang Dapat Diobati :
Rimpang : 
  1. Pelembut kulit,
  2. Peluruh air seni, 
  3. Pembersih darah, 
  4. Penambah nafsu makan, dan penghenti pendarahan.
Di samping itu dapat digunakan pula dalam upaya pengobatan :
  1. Penyakit kelamin (kencing nanah, kencing darah, raja singa), 
  2. Penyakit ginjal,
  3. Luka, 
  4. Demam,
  5. Tekanan darah tinggi 
  6. Penyakit syaraf. 
Semua bagian tumbuhan digunakan sebagai pakan hewan,bahan kertas,dan untuk pengobatan kurap.
  • Sakit kuning (hepatitis akut) dan pembersih darah
Bahan : Akar alang-alang kering 60 g dan air 3 gelas.
Cara Pembuatan : Akar kering direbus dengan 3 gelas air hingga menjadi 1 gelas.
Cara Pemakaian : Setelah dingin, air rebusan diminum 2 kali sehari masing-masing ½ gelas. Lakukan selama 10 hari berturut-turut.
  • Radang ginjal akut
Bahan : Akar alang-alang segar 100 gr dan air 3 gelas.
Cara Pembuatan : Akar segar dicuci bersih, dipotong pendek, lalu direbus dengan 3 gelas air hingga menjadi 1 gelas.
Cara Pemakaian : Setelah dingin, air rebusan diminum 2 kali sehari masing-masing ½ gelas.
  • Demam, batuk, darah tinggi, penambah nafsu makan, sesak nafas, muntah darah, pendarahan pada wanita dan pelembut muka
Bahan : Akar alang-alang segar 60 gr, air 3 gelas.
Cara Pembuatan : Akar segar direbus dengan 3 gelas air hingga menjadi 1 gelas. Setelah dingin.
Cara Pemakaian : Setelah dingin, air rebusan diminum 1 kali sehari masing-masing 1 gelas sebelum sarapan pagi
  • Kencing nanah
Bahan : Akar alang-alang segar 300 gr dan air 3 liter.
Cara Pembuatan : Akar segar dicuci bersih, dipotong pendek, lalu direbus dengan 3 liter air hingga menjadi 1-1,2 liter.
Cara Pemakaian : Setelah dingin, air rebusan diminum 3 kali sehari masing-masing 1 gela.

Komentar